aKu
Tak pernah Sendiri
Apa yang aku
mau, selalu tersedia. Semua serba ada, hidupku sangat berkecukupan. Namun
terkadang, aku merasa jenuh, bahkan sangat jenuh. Apakah aku terlihat serakah
dengan tidak mensyukuri apa yang telah kudapat ? Entahlah , hanya saja aku sering berpikir untuk apa semua itu kalau aku
selalu merasa sendiri. Selalu kesepian, dan kurang kasih sayang. Kedua orang
tuaku selalu sibuk dengan kegiataan mereka sendiri. Berangkat pagi pulang malam
begitu seterusnya, tak pernah ada waktu di rumah.
Panggil saja
aku Dikta , sekarang aku duduk dibangku kelas 1 SMA .
Terkadang
aku berpikir, “mengapa aku dilahirkan kalau hanya untuk diabaikan,” “mengapa
aku ada kalau hanya untuk di acuhkan”.
Rasanya aku ingin berteriak saat aku tak menemui orang tuaku dirumah “
aku ini manusia, bukannya patung yang tak punya perasaan. Aku juga butuh kasih
sayang dari kalian, aku butuh sebuah senyuman dari kalian, aku butuh sebuah
pelukan dari kalian, aku juga butuh sebuah perhatian dari kalian. Setidaknya,
kalian dirumah satu jam saja itu sudah berarti besar buat aku.”
Karena aku tahu itu semua mustahil, akhirnya aku melampiaskan itu semua dengan cara aku menjadi siswa yang bermasalah di sekolah. Aku selalu bikin onar, aku selalu bikin rusuh. Tak jarang pula aku kena hukuman dari guru karena ulahku. Ada-ada saja yang aku lakukan untuk mencari perhatian. Tawuran, merokok, balapan liar, cabut, tak pernah mengerjakan tugas, hampir setiap hari aku lakukan. Itu hanya untuk mencari sebuah perhatian, ya! hanya untuk perhatian dari orangtuaku .
Tapi semuanya percuma, yang aku lakukan sia-sia. Saat dirumah, aku malah kena marah. Yang dibilang anak tidak berguna lah, anak tidak tahu di untung lah, bikin malu keluarga lah, buang-buang waktu mereka lah, dan apalah itu . Hal ini membuatku semkain muak . Aku jadi tak betahan di rumah , toh jika aku lama-lama di rumah gak ada kok yang peduli dengan kehadiranku .
Karena aku tahu itu semua mustahil, akhirnya aku melampiaskan itu semua dengan cara aku menjadi siswa yang bermasalah di sekolah. Aku selalu bikin onar, aku selalu bikin rusuh. Tak jarang pula aku kena hukuman dari guru karena ulahku. Ada-ada saja yang aku lakukan untuk mencari perhatian. Tawuran, merokok, balapan liar, cabut, tak pernah mengerjakan tugas, hampir setiap hari aku lakukan. Itu hanya untuk mencari sebuah perhatian, ya! hanya untuk perhatian dari orangtuaku .
Tapi semuanya percuma, yang aku lakukan sia-sia. Saat dirumah, aku malah kena marah. Yang dibilang anak tidak berguna lah, anak tidak tahu di untung lah, bikin malu keluarga lah, buang-buang waktu mereka lah, dan apalah itu . Hal ini membuatku semkain muak . Aku jadi tak betahan di rumah , toh jika aku lama-lama di rumah gak ada kok yang peduli dengan kehadiranku .
Suatu pagi ,
aku berangkat lebih cepat ke sekolah . Bukan karena apa , aku hanya malas saja
berada di rumah . Aku tak langsung memasuki
kelas karena sekolahan masih sepi
, aku duduk di bangku taman sekolah
dan memejamkan mata , menikamati
udara segar pagi dan kesunyian sekolah yang bebas dari keributan siswa yang
belum datang .
Aku membuka
mata dan melihat ke arah gerbang sekolah
, tampak Richard sedang
berpamitan dengan seorang pria yang kira-kira berumur 40 tahun . Sepertinya
Richard menyadari kalau aku sedang
memperhatikannya , dia berjalan mendekat ke arah ku “ Hei Dikta , tumben jam segini udah nongol di
sekolah!” sapanya sambil melempar senyuman . Aku tidak mengubrisnya , dan kemudian
dia berniat berjalan meninggalkanku . “ Enak ya kalau jadi
loe !” kata Dikta yang mencegat
langkah Richard , “maksud loe apaan?”
Richard menunjukkan raut wajah bingung
dan duduk di sebelah Dikta . “ Hidup loe itu serasa bahagia dan gak pernah punya masalah , loe
juga punya orang –orang yang sayang banget sama loe , loe itu selalu mendapat
pujian dari guru dan teman-teman!” ucap Dikta
dan menoleh ke arah Richard . Mendengar ucapan Dikta, Richard hanya tersenyum
tipis “Siapa bilang gue gak pernah punya
masalah di hidup gue ?”tatapan Richard hanya lurus ke depan “Biar gue kasih
tahu loe , gue itu punya penyakit kelainan jantung , gue gak bisa bebas
melakukan hal-hal yang gue inginkan .
Pernah waktu SMP saat Pelajaran Olahraga , gue maksain diri gue untuk ikut
lomba lari , tapi gue malah pingsan dan dilarikan ke rumah sakit . Orangtua gue
sangat ketakutan melihat gue dalam
keadaan waktu itu , gue merasakan
pedihnya perasaan mereka.” Richard menghela napas “Gue merasa kalau gue ini hanya beban buat
keluarga gue , tapi melihat orangtua gue waktu itu gue berjanji dalam diri gue untuk
membahagiakan mereka dan gue pastiin
kalau hidup gue gak akan jadi beban bagi mereka . Tiap hari gue berdoa kepada
Tuhan semoga tiap waktu orang yang dekat
sama gue selalu di bekarti dan gue selalu diberi kesempatan untuk menyenangkan
hati orang yang dekat dengan gue .”
Sejenak suasana hening , Richard berdiri dan hendak beranjak memasuki kelas “ Dikta , loe tahu kan hidup ini hanya sekali , sangat disayangkan kalau kita mengorbankan masa remaja kita dengan hal-hal yang tak berguna sama sekali. Setidaknya kita bisa menikmati setiap hembusan nafas yang diberikan Tuhan untuk kita . Hidup itu tidak ada yang sempurna , tapi itu tergantung bagaimana kita menjalani hidup !” .
Sejenak suasana hening , Richard berdiri dan hendak beranjak memasuki kelas “ Dikta , loe tahu kan hidup ini hanya sekali , sangat disayangkan kalau kita mengorbankan masa remaja kita dengan hal-hal yang tak berguna sama sekali. Setidaknya kita bisa menikmati setiap hembusan nafas yang diberikan Tuhan untuk kita . Hidup itu tidak ada yang sempurna , tapi itu tergantung bagaimana kita menjalani hidup !” .
Sekarang aku
sadar selama ini aku salah, aku ingin menjadi anak yang bisa berguna. Aku ingin
membanggakan kedua orang tuaku. Aku ingin membuat mereka bangga. Setidaknya
agar mereka sadar, “ini loh anak yang selama ini mereka lupakan!”.
Di kelas 2 ini, aku mulai menata hidupku kembali. Aku mulai untuk memperbaiki hidupku, aku memperbaiki kelakuanku, memperbaiki sifat nakalku, memperbaiki nilaiku, dan memperbaiki semuanya.Sudah aku tinggalkan semua kebiasaan burukku. Aku tak pernah lagi cabut dari sekolah, merokok, balapan liar, tawuran atau membangkang dari guru, semua sudah kutinggalkan.
Sekarang, aku aktif di setiap kegitan sekolah. Aku mengikuti semua extra kulikuler, dari basket, renang, futsal, karate, dan sebagainya. Sangat bermanfaat sekali aku mengikuti semua kegiatan baruku itu, aku mendapatkan banyak teman-teman baru. Setidaknya berkat kehadiran mereka, sedikit mengusir rasa sepiku selama ini.
Di kelas 2 ini, aku mulai menata hidupku kembali. Aku mulai untuk memperbaiki hidupku, aku memperbaiki kelakuanku, memperbaiki sifat nakalku, memperbaiki nilaiku, dan memperbaiki semuanya.Sudah aku tinggalkan semua kebiasaan burukku. Aku tak pernah lagi cabut dari sekolah, merokok, balapan liar, tawuran atau membangkang dari guru, semua sudah kutinggalkan.
Sekarang, aku aktif di setiap kegitan sekolah. Aku mengikuti semua extra kulikuler, dari basket, renang, futsal, karate, dan sebagainya. Sangat bermanfaat sekali aku mengikuti semua kegiatan baruku itu, aku mendapatkan banyak teman-teman baru. Setidaknya berkat kehadiran mereka, sedikit mengusir rasa sepiku selama ini.
Semua yang
ku lakukan tidak sia-sia. Ujian akhir kenaikan kelas 2 ke kelas 3, aku mendapat
nilai – nilai yang memuaskan . Astaga! aku sangat terkejut, entah kenapa ada
sebuah kebanggaan dari itu. Guru-guru dan teman-teman di sekolah juga sama
terkejutnya denganku. Mereka tak percaya, tapi walau bagaimanapun ini fakta dan
aku sangat senang akan hal itu.
Di kelas 3 ini, perubahanku semakin terlihat. Prestasiku semakin meningkat , Aku sering menjuarai di setiap perlombaan, basket, futsall, renang, dan karate. Nilai-nilaiku juga berubah drastis, yang tadinya selalu di bawah rata-rata, sekarang malah selalu diatas rata-rata. Aku sangat bersyukur atas pencapaian ini. Terima kasih ya Tuhan , setidaknya aku bangga terhadap diriku sendiri.
Apalagi sekarang kedua orang tuaku sedikit berubah. Mereka sadar karena selama ini mereka telah mengabaikanku. Mungkin memang tak masalah sekarang untukku, meskipun kalau seumpama mereka tetap sibuk aku sudah tak mempermasalakannya lagi. Aku sudah kebal akan hal itu. Tapi aku senaang sekali, sekarang mereka selalu ada untukku. Mereka tak seperti dulu lagi yang selalu berangkat pagi-pagi buta dan pulang sangat larut malam. Seperti harapanku, sekarang aku bisa sarapan bersama mereka, bisa makan malam bersama mereka, berlibur setiap akhir pekan, menceritakan semua keluh kesahku kepada mereka.
Di kelas 3 ini, perubahanku semakin terlihat. Prestasiku semakin meningkat , Aku sering menjuarai di setiap perlombaan, basket, futsall, renang, dan karate. Nilai-nilaiku juga berubah drastis, yang tadinya selalu di bawah rata-rata, sekarang malah selalu diatas rata-rata. Aku sangat bersyukur atas pencapaian ini. Terima kasih ya Tuhan , setidaknya aku bangga terhadap diriku sendiri.
Apalagi sekarang kedua orang tuaku sedikit berubah. Mereka sadar karena selama ini mereka telah mengabaikanku. Mungkin memang tak masalah sekarang untukku, meskipun kalau seumpama mereka tetap sibuk aku sudah tak mempermasalakannya lagi. Aku sudah kebal akan hal itu. Tapi aku senaang sekali, sekarang mereka selalu ada untukku. Mereka tak seperti dulu lagi yang selalu berangkat pagi-pagi buta dan pulang sangat larut malam. Seperti harapanku, sekarang aku bisa sarapan bersama mereka, bisa makan malam bersama mereka, berlibur setiap akhir pekan, menceritakan semua keluh kesahku kepada mereka.
Aku merasa
bodoh selama ini selalu merasa sendiri
, butuh seseorang untuk menyadarkanku
kalau Tuhan itu selalu ada menemaniku .
Richard sudah menungguku di depan untuk berangkat ke gereja bersama . Sejenak
aku memejamkan mata dan berkata “ Terimakasih Tuhan , Engkau telah mengutus dia untuk menjadi
sahabatku dan menyadarkankanku bahwa di
dalam hidup ini aku tidak pernah sendiri.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar